AlurKefasihan

Wednesday, August 04, 2004

Perbandingan Antara Nabi Muhammad Saw denganPara Nabi as (1)

Dari Musa bin Ja'far, dari ayahnya Ja'far Shadiq, dari ayah - ayahnya, dari al-Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib, dikatakan bahwa seorang Yahudi dari Syam pernah membaca Taurat, Zabur, Inil dan kitab - kitab para nabi as, juga banyak mengetahui argumentasi mereka, datang ke sebuah majelis paa sahabat Rasulullah Saw di antara mereka ada Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas dan Abu Ma'bad al-Juhani.

"Wahai umat Muhammad, kalian tidak tinggalkan satu derajat atau satu keistimewaan yang ada pada seorang nabi melainkan kalian berikan pula pada nabi kalian," ujarnya. Lalu Yahudi itu bertanya,"Apakah kalian akan menjawab pertanyaan - pertanyaanku ini?"

"Benar," jawab Sayyidina Ali. "Tidaklah Allah SWT memberikan suatu derajat dan keistimewaan kepada seorang nabi atau rasul melainkan Allah berikan juga semuanya kepada Nabi Muhammad Saw, bahkan Dia melebihkannya atas para nabi dengan berlipat ganda."

"Apakah Anda bersedia menjawab pertanyaanku?" tanyanya.

Sayyidina Ali menjawab, "Ya. Akan aku ceritakan kepadamu sekarang juga tentang keistimewaan Rasulullah Saw sehingga kaum muslimin senang dan orang - orang ragu - ragu (skeptis) tidak akan meragukannya lagi. Dan Rasulullah Saw pada saat menyebutkan keistimewaan dirinya beliau selalu berkata, "tidak bermaksud bangga" (wa la fakhr)." Dan aku akan menyebutkan keistimewaan - keistimewaan beliau tanpa menjatuhkan atau mengurangi kedudukan para nabi as. Namun sekadar mensyukuri Allah Azza Wajalla atas anugerah yang Dia berikan kepada baginda Muhammad Saw seperti yang diberikan kepada para nabi bahkan Allah Swt melebihkan beliau."

"Aku akan bertanya padamu, siapkanlah jawabannya!" ujar si Yahudi itu.



"Sampaikanlah pertanyaanmu, tegas Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Yahudi berkata, "Lihatlah Adam as, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya. Apakah Allah SWT berbuat yang sama terhadap Muhammad?"

Sayyidina Ali menjawab, "Ya. Ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam as bukan berarti mereka menyembah Adam as, tetapi mereka mengakui keutamaan Adam asdan karena kasih sayang Allah kepadanya. Namun, Muhammad Saw telah diberi kehormatan yang lebih dari itu. Allah SWT bershalawat atasnya sebagai suatu ibadah bagi orang - orang mukmin. Itu adalah suatu keistimewaan Muhammad Saw, wahai orang Yahudi." jawab Sayidina Ali.

"Sesungguhnya Allah telah mengampuni Adam setelah melakukan kesalahan," kata Yahudi. "Benar. Allah memberi ampunan kepada Muhammad tanpa beliau melakukan kesalahan. Allah Azza Wa Jalla telah berfirman,"Allah hendak mengampunimu dosa yang telah lalu dan yang akan datang."(QS.Al-Fath: 2)

Sesungguhnya Muhammad Saw di hari kiamat kelak tidak akan membawa dosa dan tidak dituntut karena dosa."

Yahudi berkata, "Lihatlah Idris as, Allah telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi dan memberinya makanan surga setelah dia wafat."

"Ya, itu benar. Muhammad Saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman,
"Dan telah Kami angkat sebutanmu"(QS. Alam Nasyrah:4)
Itu sudah cukup untuk dijadikan suatu kemuliaan. Kalau Idris as diberi makanan surga setelah dia wafat, maka Muhammad Saw diberi makanan surga ketika masih hidup di dunia. Pernah ketika beliau lapar, datang malaikat Jibril menemuinya membawa hidangan dari surga. Hidangan itu ternyata bertahlil, bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di tangan beliau. Kemudian beliau memberikannya kepada ahlil baitnya, lalu hidangan itu juga bertahlil, bertahmid dan bertakbir. Malaikat Jibril berkata bahwa hidangan ini hadiah dari surga yang diberikan Allah SWT khusus kepada Muhammad Saw. Hidangan ini tidak layak diberikan kecuali kepada Nabi dan penggantinya.



"Lihatlah Nabi Nuh as. Dia bersabar karena Allah SWT, dan dia memaafkan kaumnya disaat mereka mendustakannya,"kata si Yahudi. "Ya, itu benar!" jawab Sayyidina Ali. "Demikian pula Nabi Muhammad Saw bersabar karena Allah telah memaafkan kaumnya pada saat pada saat mereka mendustakannya, mengusirnya dan melemparinya dengan kerikil. Abu Lahab pernah meletakkan di atas kepalanya kotoran kambing, lalu Allah memerintahkan malaikat Ja'abil (malaikat penjaga gunung) untuk menemui baginda Muhammad Saw. Malaikat Ja'abil mengatakan kepada Baginda Muhammad Saw "Aku diperintahkan oleh Allah untuk menaatimu. Apabila Anda ingin agar aku menghimpit mereka dengan gunung, maka akan aku binasakan mereka," kata Ja'abil.

"Aku diutus sebagai rahmat," ucap beliau. Nabi bahkan mendoakan mereka: "Ya Allah, berilah umatku ini hidayah karena mereka belum mengetahui."

Orang Yahudi itu kembali berkata,"Nabi Nuh as berdoa kepada Tuhannya, lalu turunlah hujan deras dari langit."

"Ya itu benar. Nabi Nuh as berdoa dalam keadaan marah sementara hujan deras diturunkan Allah SWT karena kasih sayang," jawab Sayyidina Ali. "Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, datang penduduk Madinah pada hari Jum'at kepada beliau. "Wahai Rasulullah, sudah lama hujan tidak turun. Pohon - pohon menguning (kering), dedaunan berjatuhan ,"keluh mereka. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya sehingga tampak putih lipatan pangkal kedua tangannya. Langit yang semula bersih tidak berawan tiba - tiba berubah menjadi gelap dan turunlah hujan deras, begitu derasnya sehingga seorang pemuda yang gagah perkasa hampir mati ketika pulang ke rumahnya karena derasnya hujan yang mengakibatkan banjir. Kejadian itu berlangsung selama seminggu. Mereka kembali mendatangi beliau pada hari Jumat berikutnya, "Ya Rasulullah, rumah - rumah menjadi hancur, kendaraan dan transportasi terhenti!"keluh mereka lagi. Beliau tersenyum sejenak,"Beginilah cepatnya manusia bosan,"kata beliau. Lalu beliau berdoa, "Ya Allah, jadikanlah ini semua menguntungkan kita dan tidak membahayakan kita." Maka hujan pun reda di sekitar kota Madinah sedangkan di kota Madinah sendiri hujan berhenti total. Itulah mukjizat Nabi Muhammad Saw."



Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Hud as, karena Allah SWT telah menolongnya dengan mengirimkan angin, apakah Allah berbuat yang serupa terhadap Nabi Muhammad?" tanyanya.

"Ya itu benar!" jawab Sayyidina Ali. "Nabi Muhammad Saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Allah juga telah menolongnya dari musuh - musuhnya dengan angin dalam perang Khandaq. Allah mengirimkan angin kencang sehingga kerikil - kerikil beterbangan, lebih dari itu Allah memperkuat pasukan beliau dengan delapan ribu pasukan malaikat. Allah SWT berfirman,
"Wahai orang - orang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kalian, ketika datang kepada kalian tentara - tentara, lalu Kami kirim kepada mereka angin dan pasukan yang tidak kalian lihat."
(QS. Al-Ahzab: 9)."



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Shaleh as," ujar Yahudi. "Allah telah menciptakan untuknya seekor unta dari batu sebagai mukjizat."

Sayyidina Ali menjawab, "Ya, itu benar." kemudian beliau melanjutkan, "Nabi Muhammad Saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Kalau unta nabi Shaleh tidak berbicara dan tidak bersaksi atas kenabiannya, maka ketika kita bersama beliau dalam sebuah peperangan, tiba - tiba datang seekor unta mendekatinya bersuara dan berbicara, "Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan telah menggunakanku sampai aku besar dan ini dia hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu darinya." Kemudian beliau memanggil pemilik unta itu dan meminta unta darinya. Orang itu memberikannya kepada beliau.

Juga ketika kami bersama beliau, tiba - tiba datang seorang Arab dari pedalaman menuntun untanya. Orang pedalaman itu hendak dipotong tangannya karena ulah para saksi yang telah memberikan saksi palsu. Kemudian unta itu berbicara dengan beliau, "Ya Rasulullah, sesuangguhnya orang ini tidak berdosa. Para saksi yang ada ini memberikan kesaksian secara paksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang Yahudi."

(bersambung)


 
Listed on Blogwise Site Meter