Perbandingan Antara Nabi Muhammad Saw denganPara Nabi as (3)
Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Musa bin Imran as, karena Allah telah memberinya Taurat yang memuat hukum - hukum."
Sayyidina Ali berkata, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad saw diberi sesuatu yang lebih dari itu. Nabi Muhammad saw telah diberi surat Al - Baqarah dan Al-Ma'idah yang sama dengan kitab Injil, beliau juga diberi surat Thawasin (surat - surat yang didahului dengan huruf tha, sin), surat Thaha, sebaian surat - surat Al-Mufashshal (yang sedang sehingga sering terpisah - pisah) dan Al-Hawamim (surat - surat yang dimulai dengan ha, mim) yang sama dengan kitab Taurat ; beliau diberi sebagian surat - surat al-Mufashshal dan surat - surat yang didahului dengan Sabbaha yang sama dengan kitab Zabur; beliau diberi surat Bani Israil dan surat Bara'at yang sama dengan shuhuf Ibrahim as dan shuhuf Musa as, kemudian Allah menambah beliau dengan As-Saba' ath-Thiwal (Tujuh surat yang panjang) dan surat Al Fatihah."
Orang Yahudi berkata, "Sesungguhnya Nabi Musa as dipanggil untuk bermunajat kepada Allah di atas bukit Sina."
Sayyidina Ali berkata, "Ya, itu benar. Allah telah mewahyukan kepada Nabi Muhammad saw di Sidratul Muntaha'. Kedudukan beliau di langit terpuji dan di Sidratul Muntaha' disebut - sebut."
Orang Yahudi berkata, "Allah telah memberi kasih sayang kepada Nabi Musa as yang datang dari-Nya (QS. Thaha:39)”.
Sayyidina Ali menjawab, "Itu benar, tetapi Allah telah memberi kepada Nabi Muhammad saw sesuatu yang lebih mulia dari itu. Selain Allah memberi kasih sayang kepadanya, Dia juga telah menyertakan nama Muhammad dengan nama-Nya sehingga syahadat tidak sempurna kecuali dengan ungkapan, "Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Ikrar itu disebut - sebut di atas mimbar, maka tidak dikumandangkan sebutan Allah kecuali dikumandangkan pula sebutan Muhammad saw."
Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa as telah diutus untuk menghadapi Fir'aun dan memperlihatkan kepadanya tanda yang besar."
Sayyidina Ali menjawab, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad saw juga diutus untuk menghadapi beberapa Fir'aun, seperti Abu Jahal, Utbah bin Rabi'ah, Syaibah, Abi al-Bukhturi, Nidhir bin Harits, Ubai bin Khalaf, dan diutus kepada lima orang yang dikenal dengan para pengolok, Al Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi, Al-'Ash bin Wa'il al-Suhami, Aswad bin Abd Yaghuts az-Zuhri, Aswad bin al-Muthalib, dan Al-Harist bin Thalathilah. Maka beliau memperlihatkan kepada mereka tanda - tanda yang besar di alam raya ini dan di dalam diri mereka sendiri sehingga jelas bagi mereka bahwa Dia itu benar."
Orang Yahudi berkata, "Sesungguhnya Musa bin Imran telah diberi tongkat yang berubah menjadi seekor ular."
Sayyidina Ali menjawab, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih hebat dari itu. Pernah ada seseorang yang menuntut hutang kepada Abu Jahal bin Hisyam (bin Abdulmuthalib? Pen) seharga seekor kambing yang dia beli dari orang itu. Tetapi Abu Jahl tidak memperdulikannya. Dia tengah asyik duduk sambil minum minuman keras. Setiap orang itu menagihnya, tetapi tidak berbahaya sama sekali dan selalu diacuhkan oleh Abu Jahal. Beberapa orang di sekitar itu berkata kepada orang tersebut sambil menghina, "Siapa yang kamu tagih?"
"Amir bin Hisyam (Abu Jahal). Dia mempunyai utang padaku." Mereka berkata, "maukah kami tunjukkan orang yang menjalankan hak - hak?" Orang itu berkata, "Ya". Mereka lalu menunjukkan Nabi Muhammad saw.
Pada saat itu Abu Jahal mengetahui rencana orang tersebut yang meminta pertolongan kepada Nabi Muhammad saw, Abu Jahal berkata dalam hatinya, "Mudah - mudahan Muhammad datang kepadaku dan membutuhkanku, sehingga aku dapat mempermalukannya." Orang yang sedang menuntut haknya itu datang kepada Nabi Muhammad saw seraya berkata, "Wahai Muhammad, aku mendengar bahwa hubungan antara anda dan Amr bin Hisyam baik. Aku datang minta bantuan darimu. Kemudian beliau pergi bersamanya menghadap Abu Jahal. Beliau berkata, "Bangunlah wahai Abu Jahal. Berikan kepada orang ini haknya." (Sejak saat itu Amr bin Hisyam dipanggil Abu Jahal, yang berarti bapak kebodohan). Lalu Abu Jahal segera bangun dan memberikan kepada orang itu haknya. Ketika Abu Jahal kembali ke tempatnya semula, teman - temannya berkata, "Kamu mengerjakan itu karena takut kepada Muhammad?" Abu Jahal berkata, "Celaka kalian, maafkan aku. Sesungguhnya ketika dia datang, aku lihat di sebelah kanannya orang - orang yang membawa pisau yang bersinar dan di sebelah kirinya ada dua ekor ular yang menampakkan giginya dan dari matanya keluar sinar. Sekiranya aku menolak, maka perutku tidak aman dari tikamannya dan aku akan diterkam ular itu, dan itu lebih berat bagiku dari pada memberikan hak."
Ketika Nabi Muhammad saw mengajak ke tauhid dan menyalahkan kemusyrikan, para tokoh kaum musyrikin marah, lalu Abu Jahal berkata, "Demi Allah mati lebih baik bagi kita dari pada hidup. Tidak adakah di antara kalian, wahai orang Quraisy, seorang yang akan membunuh Muhammad?" Mereka menjawab, "Tidak ada." "Kalau begitu, saya yang akan membunuhnya. Seandainya keluarga Abdul Muthalib akan menuntut balas, biarlah aku yang terbunuh," kata Abu Jahal. Mereka lalu berkata, "Sesungguhnya jika kamu melakukan itu, maka telah berbuat kebaikan yang selalu diingat."
Kemudian Abu Jahal pergi ke Masjid al-Haram dan melihat Rasulullah saw berthawaf sebanyak tujuh putaran, kemudian beliau salat dan sujud sangat lama. Kemudian Abu Jahal mengambil batu dan membawanya ke arah kepala Nabi Muhammad saw, ketika dia telah mendekatinya, datanglah unta jantan dari arah beliau dengan membuka mulutnya ke arah Abu Jahal. Melihat itu, Abu Jahal ketakutan dan dia pun gemetar, maka batu itu jatuh melukai kakinya, kemudian dia pulang dengan muka yang pucat pasi dan berkeringat. Kawan - kawannya bertanya, "Kami tidak pernah melihat kamu seperti sekarang ini." Abu Jahal berkata, "Maafkan aku, aku sungguh melihat unta jantan yang membuka mulutnya dari arah Muhammad, ia hampir menelanku, maka aku lempar batu itu dan mengenai kakiku."
Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa as telah diberi tangan yang keluar darinya cahaya putih. Apakah Muhammad mempunyai hal seperti itu?"
Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Muhammad Saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya telah terpancar dari sebelah kanan dan sebelah kirinya cahaya setiap kali beliau duduk. Cahaya itu disaksikan oleh semua orang."
Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa dapat membuat jalan di laut. Apakah Muhammad dapat melakukan itu?"
Sayyidina Ali menjawab, "Itu benar. Nabi Muhammad saw telah berbuat hal yang sama. Ketika kami keluar dari perang Hunain, kami menghadapi danau yang kami perkirakan sedalam empat belas kali dari ketinggian badan manusia. Mereka berkata, "Ya Rasulullah, musuh di belakang kita sedangkan danau di depan kita, seperti yang dikatakan kaum Nabi Musa as, "Kita akan terkejar."" Kemudian Rasulullah saw turun dan berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau jadikan untuk setiap utusan sebuah bukti, maka perlihatkan kepadaku kekuasaan-Mu." Kemudian kami mengarungi lautan dengan menunggangi kuda dan unta yang kakinya tidak basah. Lalu kami pulang dengan kemenangan."
(Penyalin mengira danau itu danau air asin dekat laut, sebab dalam sejarah perang Hunain disebutkan, bahwa ketika pasukan muslimin terdesak, ada orang yang bilang, "Kaum muslimin akan terdesak sampai ke pesisir laut." Ada yang tahu lebih jelas?)
Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa as telah diberi batu, kemudian batu itu mengeluarkan dua belas mata air."
Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Ketika Nabi Muhammad saw turun di Hudaibiyah dan diboikot oleh penduduk Mekah, beliau diberi sesuatu yang lebih hebat dari itu. Pada waktu itu, sahabat - sahabat beliau mengadu kepada beliau. Mereka kehausan sehingga pangkal tulang paha kuda mereka menonjol. Kemudian beliau mengambil kain Yaman dan meletakkan tangannya di atas kain itu, lalu keluarah air dari sela - sela jari jemari beliau. Kami merasa kenyang demikian pula kuda - kuda kami, bahkan kami penuhi kantong - kantong air."
Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa as telah diberi burung dan manisan dari langit (al manna wa salwa'). Apakah Muhammad juga diberi sesuatu yang sama seperti itu?"
Sayyidina Ali berkata, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad saw diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya Allah SWT menghalalkan harta rampasan perang untuk beliau dan umatnya, dan tidak dihalalkan untuk siapa pun sebelumnya. Dan itu lebih utama dari Manna dan Salwa'. Kemudian lebih dari itu, Allah SWT menganggap niat beliau dan umatnya sebagai amal kebaikan, dan tidak menganggapnya amal kebaikan untuk seseorang sebelum beliau. Oleh karena itu, jika seseorang hendak berbuat kebaikan tetapi belum mengerjakannya, maka ditulis untuknya suatu kebaikan, dan jika dia mengerjakannya, maka ditulis sepuluh kebaikan."