Etika Pemerintahan (6) (Memilih Pemimpin Tentara)
Surat Imam Ali Kepada Malik Asytar An-Nakha'iy Ketika Mengangkatnya Sebagai Wali Mesir dan Sekitarnya
(Memilih Pemimpin Tentara)
Pilihlah pemimpin tentaramu, dari mereka yang kau anggap paling tulus kepada Allah, rasul-Nya serta Imam-mu; paling bersih dan mulia hatinya; tidak cepat marah, mudah memaafkan, sayang kepada orang-orang lemah dan tegas terhadap mereka yang merasa dirinya kuat; yang tidak terguncang oleh kekerasan dan tidak terhambat oleh kelemahan.
Utamakanlah mereka yang berasal dari lingkungan yang menjaga kebersihan pribadinya, dari keluarga-keluarga terhormat dan yang tercatat jasa-jasa mereka di kalangan masyarakat; kemudian yang dikenal kekesatriaan, keberanian, kedermawanan dan kemurahan hatinya. Mereka itulah tempat berkumpulnya kemuliaan dan kebaikan.
Perhatikan baik-baik segala urusan mereka seperti halnya kedua orang tua terhadap anak-anak mereka. Jangan membesar-besarkan apa saja yang telah kauberikan kepada mereka guna menambah kekuatan mereka, dan jangan meremehkan kasih sayang yang kaucurahkan atas mereka betapapun itu hanya sedikit. Semuanya itu akan mendorong mereka bersikap tulus dan berbaik sangka terhadap dirimu. Oleh karena itu, jangan kau tinggalkan perhatianmu terhadap hal yang kecil-kecil dari urusan mereka, hanya disebabkan engkau telah merasa cukup memperhatikan urusan mereka yang besar-besar. Mereka pasti akan merasakan manfaat perhatianmu atas yang kecil sebagaimana mereka membutuhkannya atas yang besar. Untuk menduduki tampuk pimpinan tentaramu, utamakanlah mereka yang selalu memikirkan bawahannya. Yaitu dengan memberikan apa yang menjadi hak mereka serta memenuhi kepentingan mereka dan juga meliputi kebutuhan keluarga-keluarga yang ditinggalkan agar perhatian mereka semua, baik pimpinan atau bawahan, terpusat hanya pada cara menghadapi musuh. Ketahuilah bahwa kelembutan sikapmu terhadap mereka pasti akan membuat lembutnya sikap mereka terhadap dirimu. Dan sebaik-baik keadaan yang mendatangkan kebahagiaan bagi para penguasa ialah tegaknya keadilan di seluruh negeri dan adanya kecintaan rakyat kepada mereka. Namun kecintaan rakyat tidak akan timbul kecuali dengan ketulusan hati mereka (rakyat) dalam menjaga keselamatan para pemimpin, dan tiadanya rasa jemu terhadap kekuasaan mereka ataupun keinginan akan segera berakhirnya masa itu.
Besarkanlah harapan-harapan rakyatmu, ucapkanlah selalu penghargaanmu terhadap mereka atas hasil-hasil yang telah dicapai orang-orang yang berjasa bagi negara. Hal itu akan menguatkan semangat para pahlawan dan mendorong orang-orang lainnya yang ketinggalan. Insya Allah!
Pelajarilah jasa setiap orang dan jangan mengalihkan penghargaanmu bagi mereka kepada orang lain. Jangan pula memberi mereka imbalan kurang dari yang patut diterimanya.
Jangan besar-besarkan seseorang hanya karena kemuliaan kedudukan si pembuatnya, dan jangan mengecilkan jasa besar yang dibuat oleh seseorang semata-mata disebabkan rendah kedudukannya.
Kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya segala urusan yang kau rasakan terlampau berat atau membingunganmu. Sebab Allah SWT telah berfirman kepada orang-orang yang ingin diberinya petunjuk: Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Taatlah kepada Rasul, serta para pemimpin dari kalanganmu. Dan bila kamu berselisih dalam sesuatu urusan, kembalikanlah kepada Allah dan Rasul...(QS 4 : 59). Mengembalikan kepada Allah artinya berpegang erat-erat dengan ayat-ayat Al-Quran yang jelas dan tegas. Adapun mengembalikannya kepada Rasul ialah dengan melaksanakan Sunnahnya yang disepakati bukannya yang diperselisihkan.