AlurKefasihan

Thursday, August 19, 2004

Perbandingan Antara Nabi Muhammad Saw denganPara Nabi as (5)



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Isa bin Maryam as. Mereka meyakini bahwa dia dapat berbicara dalam buaiannya dalam keadaan masih bayi."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Muhammad saw keluar dari perut ibunya sambil meletakkan tangan kirinya di atas tanah dan tangan kanannya diangkat ke atas. Beliau menggerakkan kedua bibirnya dengan ucapan tauhid. Lalu terpancarlah dari mulutnya cahaya sehingga penduduk Mekah dapat melihat istana - istana Bashrah dan istana - istana merah di negeri Yaman dan sekitarnya, serta istana - istana putih di negeri Yaman dan sekitarnya. Dunia menjadi terang benderang di malam kelahiran Nabi Muhammad saw sehingga jin, manusia, dan setan ketakutan. Mereka berkata, "Telah terjadi peristiwa besar di muka bumi ini." Pada malam kelahiran beliau, para malaikat naik - turun dari langit, bertasbih dan memuji Allah."

Orang Yahudi berkata, "Mereka meyakini bahwa Nabi Isa as telah menyembuhkan orang bisu dan orang yang menderita penyakit beang dengan izin Allah SWT."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Muhammad telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Beliau telah menyembuhkan orang dari penyakitnya. Ketika beliau duduk, beliau bertanya tentang seorang sahabat beliau, lalu para sahabat beliau berkata, "Ya Rasulullah, dia terkena musibah sehingga dia seperti anak burung yang tidak berbulu." kemudian beliau mendatanginya, ternyata orang itu benar - benar seperti anak burung yang tidak berbulu karena beratnya musibah. Beliau berkata, "Apakah kamu telah meminta sesuatu dengan sebuah doa?"

Dia menjawab, "Ya. Aku pernah berdoa kepada Allah agar segala siksaan yang akan menimpaku di akhirat nanti, disegerakan di dunia ini."

Kemudian Nabi berkata, "Bacalah doa ini "Ya Allah, berilah kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan, dan jagalah kami dari azab api neraka." Maka orang itupun mengucapkannya, lalu dia segera bangun dan sehat.

Juga pernah seseorang dari Juhainah yang menderita lepra. Dia mengadu kepada beliau. Kemudian beliau mengambil mengkuk berisi air dan beliau meludahinya. Beliau berkata, "Basuhlah badanmu dengan air ini!" Orang itu lalu mengerjakannya dan kemudian sembuh seakan - akan tidak terjadi apa - apa."

Orang Yahudi berkata, "Mereka meyakini bahwa Nabi Isa as telah menghidupkan orang yang telah mati dengan izin Allah."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Sungguh telah bertasbih sembilan kerikil di tangan Nabi Muhammad saw, suaranya sampai terdengar padahal kerikil itu tidak bernyawa. Beberapa orang yang sudah mati berbicara dengannya dan meminta bantuan darinya dari siksaan kematian. Kamu meyaini bahwa Nabi Isa as berbincang - bincang dengan orang yang sudah mati, dan Nabi Muhammad saw mempunyai pengalaman yang lebh mengagumkan dari itu. Ketika beliau singgah di Thaif, sementara kaum Thaif memboikot beliau. Mereka mengirim kambing yang sudah dipanggang dan diberi racun, lalu kambing itu berbicara, "Wahai Rasulullah, janganlah engkau makan aku, karena aku telah diberi racun." Beliau telah diajak bicara oleh kambing yang sudah disembelih dan dibakar. Beliau juga pernah memanggil pohon, lalu pohon itu menghampirinya. Binaang - binatang buas berbicara dengan beliau dan bersaksi atas kenabian beliau. Ini semua lebih besar dari yang diberikan kepada Isa as."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Isa as telah memberitahu kaumnya apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah - rumah mereka.

Sayyidina Ali menjawab, "Itu benar. Nabi Muhammad saw telah berbuat sesuatu yang lebih besar dari itu. Kalau Nabi Isa as memberitahu apa yang ada di belakang tembok, maka Nabi Muhammad saw telah memberi tahu tentang perang Mut'ah, padahal beliau tidak menyaksikannya dan beliau menjelaskan tentangya dan orang - orang yang syahid di sana padahal jarak antara tempat perang dengan beliau sejauh perjalanan sebulan."

Akhirnya orang Yahudi itu mengucapkan dua kalimat Syahadat dan bersaksi bahwa tiada kedudukan dan keutamaan yang Allah berikan kepada seorang Nabi melainkan dia berikan juga kepada Rasululah saw dengan tambahan.

Ibnu Abbas berkata, "Aku bersaksi, wahai ayah al - Hasan, bahwa engkau adalah orang yang sangat dalam pengetahuannya."

Sayyidina Ali menjawab, "Bagaimana aku tidak mengatakan tentang seseorang yang Allah sendiri mengagungkannya di dalam Al-Qur'an,

"Sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung.""

Sumber Rujukan : Mengungkap Untaian Kecerdasan Sayidina Ali, Al jawad.
Sumber Utama : (insya Allah menyusul, dicari dulu)

Perbandingan Antara Nabi Muhammad Saw denganPara Nabi as (4)



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Dawud as, sebab Allah telah memberinya kekuatan untuk melunakkan besi, kemudian dengan kekuatannya dia membuat baju besi."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Nuhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Allah telah memberinya kekuatan untuk membuat gua dari batu gunung yang keras. Batu Sakhrah di Baitul Maqdis menjadi cekung dengan tangan beliau, dan kami telah melihatnya."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Dawud as menangis karena kesalahan dan kekhilafannya sehingga gunung bergetar karena takut tangisan darinya."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Muhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya beliau jika mendirikan salat, terdengar dari dadanya suara gemuruh seperti gemuruh bejana yang berisi air panas yang mendidih karena isak tangisnya yang sngat, padahal Allah telah membebaskannya dari siksaan-Nya. Beliau berdiri shalat di atas kakinya puluhan tahun sehingga bengkak kedua kakinya dan pucat pasi mukanya. Beliau sholat sepanjang malam sehingga Allah menegurnya,

"Thaha. Tidaklah Kami turunkan Al - Quran agar kami bersusah payah." (QS. Thaha: 1-2)

Terkadang beliau menagis sampai pingsan. Seseorang bertanya kepadanya, "Bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?" Beliau menjawab, "Benar. Namun tidakkah aku pantas menjadi hamba yang banyak bersyukur?"



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Sulaiman as, karena dia telah diberi kerajaan yang tidak layak diberikan kepada siapapun setelahnya."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Muhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Telah turun kepadanya satu malaikat yang tidak pernah turun kepada siapapun sebelumnya, yaitu malaikat Mikail. Malaikat Mikail berkata kepada beliau, "Ya Muhammad. Hiduplah kamu menjadi seorang raja yang senang. Untukmu kunci - kunci khazanah bumi. Tunduk kepadamu gunung dan batu dari emas dan perak. Itu semua tidak mengurangi apa yang tersimpan untukmu di akhirat kelak sedikit pun." Lalu dia menunjuk malaikat Jibril as dan meminta darinya agar bertawadlu'. Kemudian Nabi Muhammad saw berkata, "Tidak, tetapi aku ingin hidup sebagai Nabi dan sebagai hamba. Sehari makan dan dua hari tidak makan. Aku ingin bergabung dengan saudara - saudaraku dari kalangan Nabi sebelumku." Maka Allah memberinya telaga kautsar dan hak syafaat. Ini lebih besar tujuh ribu kali lipat dari kerajaan dunia dari permulaan sampai akhir. Dan Allah menjanjikannya kedudukan yang terpuji (Al - Maqam Al - Mahmud). Di hari kiamat nanti Allah akan mendudukkannya di atas Arsyi. Itu semua lebih mulia dari yang diberikan kepada Nabi Sulaiman bin Dawud as."

Orang Yahudi berkata, "Angin telah diciptakan untuk Nabi Sulaiman as. Angin itu membawa pergi Sulaiman di negerinya dalam sebuah perjalanan, perginya satu bulan dan pulangnya satu bulan."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Muhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Dia telah di-isra'kan dari Masjid Al Haram ke Masjid Al - Aqsha, yang biasa ditempuh satu bulan, lalu dibawa naik ke kerajaan langit, yang memerlukan waktu lima puluh ribu tahun, dalam waktu kurang dari sepertiga malam.

Orang Yahudi berkata, "Telah diciptakan jin - jin untuk taat kepada Nabi Sulaiman as. Mereka bekerja untuk Sulaiman ketika membuat mihrab dan patung."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Muhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Jin - jin diciptakan untuk taat kepada Nabi Sulaiman as, tetapi mereka dalam keadaan kafir, sementara jin - jin diciptakan untuk taat kepada Nabi Muhammad saw dalam keadaan beriman. Telah datang kepada beliau sembilan tokoh jin dari Yaman dan dari Bani Amr bin Amir. Mereka itu adalah Syashot, Madhot, Hamlakan, Mirzaban, Mazman, Nadhot, Hashib , Hadhib dan Amr. Merekalah yang disebutkan dalam Qur'an,

"Dan ketika kami palingkan kepadanya (Muhammad) sekelompok jin mereka mendengarkan Al - Quran." (QS. Al - Jin : 1)

Mereka berbaiat kepada beliau untuk menjalankan puasa, salat, zakat, haji dan jihad. Ini lebih hebat dari yang diberikan kepada Nabi Sulaiman as."



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Yahya bin Zakaria as karena dia waktu masih kecil telah diberi hikmah, kebijaksanaan dan pemahaman. Dia menangis tanpa berbuat kesalahan dan dia senantiasa berpuasa terus menerus."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nai Muhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Nabi Yahya as hidup pada masa tiada berhala - berhala dan kejahiliahan.

Sementara Muhammad pada masa kecilnya telah diberi hikmah dan pemahaman di tengah penyembah berhala dan setan. Beliau sama sekali tidak menyukai berhala, tidak pernah aktif dalam upacara - upacara mereka dan tidak pernah berdusta sama sekali. Beliau seorang yang juur, terpercaya dan bijaksana. Beliau senantiasa menyambung puasa dalam seminggu, terkadang kurang dan terkadang lebih. Beliau pernah berkata, "Aku tidak seperti kalian. Aku berada di samping Tuhanku. Dia yang memberiku makan dan minum." Beliau selalu menangis sehingga air matanya membasahi tempat salatnya karena takutnya kepada Allah SWT tanpa kesalahan."



Perbandingan Antara Nabi Muhammad Saw denganPara Nabi as (3)



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Musa bin Imran as, karena Allah telah memberinya Taurat yang memuat hukum - hukum."

Sayyidina Ali berkata, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad saw diberi sesuatu yang lebih dari itu. Nabi Muhammad saw telah diberi surat Al - Baqarah dan Al-Ma'idah yang sama dengan kitab Injil, beliau juga diberi surat Thawasin (surat - surat yang didahului dengan huruf tha, sin), surat Thaha, sebaian surat - surat Al-Mufashshal (yang sedang sehingga sering terpisah - pisah) dan Al-Hawamim (surat - surat yang dimulai dengan ha, mim) yang sama dengan kitab Taurat ; beliau diberi sebagian surat - surat al-Mufashshal dan surat - surat yang didahului dengan Sabbaha yang sama dengan kitab Zabur; beliau diberi surat Bani Israil dan surat Bara'at yang sama dengan shuhuf Ibrahim as dan shuhuf Musa as, kemudian Allah menambah beliau dengan As-Saba' ath-Thiwal (Tujuh surat yang panjang) dan surat Al Fatihah."

Orang Yahudi berkata, "Sesungguhnya Nabi Musa as dipanggil untuk bermunajat kepada Allah di atas bukit Sina."

Sayyidina Ali berkata, "Ya, itu benar. Allah telah mewahyukan kepada Nabi Muhammad saw di Sidratul Muntaha'. Kedudukan beliau di langit terpuji dan di Sidratul Muntaha' disebut - sebut."

Orang Yahudi berkata, "Allah telah memberi kasih sayang kepada Nabi Musa as yang datang dari-Nya (QS. Thaha:39)”.

Sayyidina Ali menjawab, "Itu benar, tetapi Allah telah memberi kepada Nabi Muhammad saw sesuatu yang lebih mulia dari itu. Selain Allah memberi kasih sayang kepadanya, Dia juga telah menyertakan nama Muhammad dengan nama-Nya sehingga syahadat tidak sempurna kecuali dengan ungkapan, "Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Ikrar itu disebut - sebut di atas mimbar, maka tidak dikumandangkan sebutan Allah kecuali dikumandangkan pula sebutan Muhammad saw."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa as telah diutus untuk menghadapi Fir'aun dan memperlihatkan kepadanya tanda yang besar."

Sayyidina Ali menjawab, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad saw juga diutus untuk menghadapi beberapa Fir'aun, seperti Abu Jahal, Utbah bin Rabi'ah, Syaibah, Abi al-Bukhturi, Nidhir bin Harits, Ubai bin Khalaf, dan diutus kepada lima orang yang dikenal dengan para pengolok, Al Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi, Al-'Ash bin Wa'il al-Suhami, Aswad bin Abd Yaghuts az-Zuhri, Aswad bin al-Muthalib, dan Al-Harist bin Thalathilah. Maka beliau memperlihatkan kepada mereka tanda - tanda yang besar di alam raya ini dan di dalam diri mereka sendiri sehingga jelas bagi mereka bahwa Dia itu benar."

Orang Yahudi berkata, "Sesungguhnya Musa bin Imran telah diberi tongkat yang berubah menjadi seekor ular."

Sayyidina Ali menjawab, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih hebat dari itu. Pernah ada seseorang yang menuntut hutang kepada Abu Jahal bin Hisyam (bin Abdulmuthalib? Pen) seharga seekor kambing yang dia beli dari orang itu. Tetapi Abu Jahl tidak memperdulikannya. Dia tengah asyik duduk sambil minum minuman keras. Setiap orang itu menagihnya, tetapi tidak berbahaya sama sekali dan selalu diacuhkan oleh Abu Jahal. Beberapa orang di sekitar itu berkata kepada orang tersebut sambil menghina, "Siapa yang kamu tagih?"

"Amir bin Hisyam (Abu Jahal). Dia mempunyai utang padaku." Mereka berkata, "maukah kami tunjukkan orang yang menjalankan hak - hak?" Orang itu berkata, "Ya". Mereka lalu menunjukkan Nabi Muhammad saw.

Pada saat itu Abu Jahal mengetahui rencana orang tersebut yang meminta pertolongan kepada Nabi Muhammad saw, Abu Jahal berkata dalam hatinya, "Mudah - mudahan Muhammad datang kepadaku dan membutuhkanku, sehingga aku dapat mempermalukannya." Orang yang sedang menuntut haknya itu datang kepada Nabi Muhammad saw seraya berkata, "Wahai Muhammad, aku mendengar bahwa hubungan antara anda dan Amr bin Hisyam baik. Aku datang minta bantuan darimu. Kemudian beliau pergi bersamanya menghadap Abu Jahal. Beliau berkata, "Bangunlah wahai Abu Jahal. Berikan kepada orang ini haknya." (Sejak saat itu Amr bin Hisyam dipanggil Abu Jahal, yang berarti bapak kebodohan). Lalu Abu Jahal segera bangun dan memberikan kepada orang itu haknya. Ketika Abu Jahal kembali ke tempatnya semula, teman - temannya berkata, "Kamu mengerjakan itu karena takut kepada Muhammad?" Abu Jahal berkata, "Celaka kalian, maafkan aku. Sesungguhnya ketika dia datang, aku lihat di sebelah kanannya orang - orang yang membawa pisau yang bersinar dan di sebelah kirinya ada dua ekor ular yang menampakkan giginya dan dari matanya keluar sinar. Sekiranya aku menolak, maka perutku tidak aman dari tikamannya dan aku akan diterkam ular itu, dan itu lebih berat bagiku dari pada memberikan hak."

Ketika Nabi Muhammad saw mengajak ke tauhid dan menyalahkan kemusyrikan, para tokoh kaum musyrikin marah, lalu Abu Jahal berkata, "Demi Allah mati lebih baik bagi kita dari pada hidup. Tidak adakah di antara kalian, wahai orang Quraisy, seorang yang akan membunuh Muhammad?" Mereka menjawab, "Tidak ada." "Kalau begitu, saya yang akan membunuhnya. Seandainya keluarga Abdul Muthalib akan menuntut balas, biarlah aku yang terbunuh," kata Abu Jahal. Mereka lalu berkata, "Sesungguhnya jika kamu melakukan itu, maka telah berbuat kebaikan yang selalu diingat."

Kemudian Abu Jahal pergi ke Masjid al-Haram dan melihat Rasulullah saw berthawaf sebanyak tujuh putaran, kemudian beliau salat dan sujud sangat lama. Kemudian Abu Jahal mengambil batu dan membawanya ke arah kepala Nabi Muhammad saw, ketika dia telah mendekatinya, datanglah unta jantan dari arah beliau dengan membuka mulutnya ke arah Abu Jahal. Melihat itu, Abu Jahal ketakutan dan dia pun gemetar, maka batu itu jatuh melukai kakinya, kemudian dia pulang dengan muka yang pucat pasi dan berkeringat. Kawan - kawannya bertanya, "Kami tidak pernah melihat kamu seperti sekarang ini." Abu Jahal berkata, "Maafkan aku, aku sungguh melihat unta jantan yang membuka mulutnya dari arah Muhammad, ia hampir menelanku, maka aku lempar batu itu dan mengenai kakiku."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa as telah diberi tangan yang keluar darinya cahaya putih. Apakah Muhammad mempunyai hal seperti itu?"

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Muhammad Saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya telah terpancar dari sebelah kanan dan sebelah kirinya cahaya setiap kali beliau duduk. Cahaya itu disaksikan oleh semua orang."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa dapat membuat jalan di laut. Apakah Muhammad dapat melakukan itu?"

Sayyidina Ali menjawab, "Itu benar. Nabi Muhammad saw telah berbuat hal yang sama. Ketika kami keluar dari perang Hunain, kami menghadapi danau yang kami perkirakan sedalam empat belas kali dari ketinggian badan manusia. Mereka berkata, "Ya Rasulullah, musuh di belakang kita sedangkan danau di depan kita, seperti yang dikatakan kaum Nabi Musa as, "Kita akan terkejar."" Kemudian Rasulullah saw turun dan berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau jadikan untuk setiap utusan sebuah bukti, maka perlihatkan kepadaku kekuasaan-Mu." Kemudian kami mengarungi lautan dengan menunggangi kuda dan unta yang kakinya tidak basah. Lalu kami pulang dengan kemenangan."
(Penyalin mengira danau itu danau air asin dekat laut, sebab dalam sejarah perang Hunain disebutkan, bahwa ketika pasukan muslimin terdesak, ada orang yang bilang, "Kaum muslimin akan terdesak sampai ke pesisir laut." Ada yang tahu lebih jelas?)

Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa as telah diberi batu, kemudian batu itu mengeluarkan dua belas mata air."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Ketika Nabi Muhammad saw turun di Hudaibiyah dan diboikot oleh penduduk Mekah, beliau diberi sesuatu yang lebih hebat dari itu. Pada waktu itu, sahabat - sahabat beliau mengadu kepada beliau. Mereka kehausan sehingga pangkal tulang paha kuda mereka menonjol. Kemudian beliau mengambil kain Yaman dan meletakkan tangannya di atas kain itu, lalu keluarah air dari sela - sela jari jemari beliau. Kami merasa kenyang demikian pula kuda - kuda kami, bahkan kami penuhi kantong - kantong air."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Musa as telah diberi burung dan manisan dari langit (al manna wa salwa'). Apakah Muhammad juga diberi sesuatu yang sama seperti itu?"

Sayyidina Ali berkata, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad saw diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya Allah SWT menghalalkan harta rampasan perang untuk beliau dan umatnya, dan tidak dihalalkan untuk siapa pun sebelumnya. Dan itu lebih utama dari Manna dan Salwa'. Kemudian lebih dari itu, Allah SWT menganggap niat beliau dan umatnya sebagai amal kebaikan, dan tidak menganggapnya amal kebaikan untuk seseorang sebelum beliau. Oleh karena itu, jika seseorang hendak berbuat kebaikan tetapi belum mengerjakannya, maka ditulis untuknya suatu kebaikan, dan jika dia mengerjakannya, maka ditulis sepuluh kebaikan."


Perbandingan Antara Nabi Muhammad Saw denganPara Nabi as (2)



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Ibrahim as, karena dia telah mengetahui Allah Swt dengan perenungan (i'tibar). Pembuktiannya telah meliputi keimanan terhadap-Nya."

Sayyidina Ali berkata, "Ya benar. Nabi Muhammad saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Beliau telah mengenal Allah Swt dengan i'tibar sebagaimana Nabi Ibrahim as. Namun, Nabi Ibrahim as mengenal Allah dalam usia lima belas tahun sementara Nabi mengenal-Nya semenjak usia tujuh tahun. Pernah sejumlah pedagang Nasrani datang. Mereka menurunkan dagangan mereka di antara bukit Shafa dan Marwa. Sebagian dari mereka melihat Beliau, Muhammad Saw lalu mereka mengetahui sifat, karakter, dan berita akan kebangkitanna sebagai nabi dan mereka mengetahui beberapa mukjizatnya.

Para pedagang Nasrani itu bertanya kepada Muhammad Saw, "Wahai anak kecil, siapa namamu?" Beliau menjawab,"Muhammad." Mereka bertanya,"Siapakah nama ayahmu?" Beliau menjawab, "Abdullah." Mereka bertanya,"Apa nama ini (mereka bertanya sambil menunjuk bumi)?" Beliau menjawab, "Bumi."

Mereka bertanya, "Apa nama itu (mereka bertanya sambil menunjuk langit)?" Beliau menjawab, "Langit." Mereka bertanya, "Siapa yang menciptakan bumi dan langit?" Beliau menjawab, "Allah." Lalu Muhammad Saw menyentak mereka, "Apakah kalian meragukanku tentang Allah Swt? Celaka kamu, wahai Yahudi (Nasrani mungkin?pen)." Beliau telah mengenal Allah dengan i'tibar pada saat kaumnya kufur, bersumpah dan menyembah patung - patung, tetapi beliau berkata,"Tiada Tuhan selain Allah."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Ibrahim as telah terhijabi dari mata Namrud sebanyak tiga kali."

Sayyidina Ali berkata, "Ya benar. Namun Nabi Muhammad Saw telah terhijabi dari mata orang - orang yang hendak membunuhnya sebanyak lima kali. Sama tiga jumlahnya dan bahkan lebih dua.

Kelima hijab yang dimaksud adalah ketika Allah berfirman, Dan Kami jadikan penutup di hadapan mereka, adalah hijab (penutup) yang pertama. "Dan dari belakang mereka," adalah hijab yang kedua. Lalu kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat, (QS Yaasin:9) adalah hijab yang ketiga. Hijab yang keempat adalah firman Allah Swt yang berbunyi,

"Dan jika kamu membaca Al-Qur'an, Kami jadikan di antara kamu dan orang - orang yang tidak beriman dengan akhirat sebuah hijab yang menutupi." (QS. Al-Isra' : 45)

Sedangkan hijab yang kelima adalah firman Allah Swt yang berbunyi,

"Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah." (QS. Yaasin: 8)

Orang Yahudi berkata, "Sesungguhnya Nabi Ibrahim as telah membungkam mulut orang kafir dengan kenabiannya."

Sayyidina Ali berkata, "Benar! Pernah Nabi Muhammad Saw didatangi orang yang mendustakan hari kebangkitan setelah kematian, orang itu adalah Ubai bin Khalaf al-Jumahi, dia membawa tulang yang hancur lalu berkata, "Wahai Muhammad, siapakah yang akan menghidupkan kembali tulang - belulang ini padahal sudah hancur?" Lalu Allah menurunkan atas Muhammad sebuah ayat yang membungkan mulut orang itu,

"Yang akan menghidupkannya kembali adalah Yang menciptakannya kali pertama. Dia Maha Mengetahui akan segala sesuatu." (QS. Yaasin: 79)
Akhirnya orang itu pun pergi terbungkam. Orang Yahudi berkata, "Nabi Ibrahim telah menghancurkan patung - patung kaumnya dengan marah karena Allah Swt."

Sayyidina Ali berkata, "Ya benar. Nabi Muhammad Saw telah merobohkan tiga ratus enam puluh patung di dalam Ka'bah dan membersihkan semenanjung Arabia dari patung - patung serta mengalahkan orang - orang yang menyembah patung dengan pedang."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Ibrahim as pernah dilemparkan oleh kaumnya ke dalam api, tetapi dia pasrah dan sabar, akhirnya Allah menjadikan api itu dingin dan menyelamatkannya. Apakah Allah berbuat yang sama terhadap Muhammad?"

Sayyidina Ali berkata, "Ya benar. Ketika Nabi Muhammad pergi ke Khaibar , seorang wanita Khaibar meracuninya, tetapi Allah menjadikan racun itu dingin (tidak bereaksi) di dalam perutnya sampai akhir ajalnya. Padahal racun itu, jika berada di dalam perut akan membakar seperti api membakar. Itu adalah kekuasaan-Nya, janganlah kamu mengingkarinya."



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Ya'qub as. Dia telah mendapatkan nasab yang sangat besar. Allah menjadikan para Nabi dari tulang rusuknya. Maryam putri Imran adalah termasuk keturunannya."

Sayyidina Ali berkata, "Ya benar. Nabi Muhammad mendapatkan nasab yang lebih besar darinya. Allah menjadikan Fathimah, wanita penghulu alam raya, sebagai putrinya. Al-Hasan dan Al-Husain sebagai cucunya."

Orang Yahudi berkata, "Nabi Ya'qub bersabar karena perpisahan putranya sampai - sampai dia hampir sakit parah karena sedih."

Sayyidina Ali berkata, "Ya itu benar. Nabi Ya'qub benar - benar sedih, namun kesedihannya berakhir dengan perjumpaan. Tetapi Nabi Muhammad ketika putranya yang tersayang , Ibrahim, diambil selagi beliau masih hidup. Allah mengujinya agar beliau mendapat simpanan yang besar nanti. Beliau bersabda, "Jiwa pilu dan hati terluka. Dan kami sangat sedih atasmu wahai Ibrahim. Kami tidak mengataan sesuatu yang memurkakan Allah." Dalam semua itu, beliau mengutamakan kerelaan terhadap Allah Swt dan pasrah kepada-Nya dalam segala perbuatan."



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Yusuf as, dia menyimpan pahitnya perpisahan. Dia dijerumuskan ke dalam penjara demi menghindari kemaksiatan. Dia dilemparkan ke dalam lubang yang gelap sebatang kara."

Sayyidina Ali berkata, "Ya, itu benar. Nabi Muhammad menyimpan pahitnya keterasingan. Beliau meninggalkan keluarga, anak dan harta untuk berhjrah dari Haramullah (Ka'bah, Mekah). Ketika Allah melihat kesedihan dan perasaan pilu beliau, Allah memperlihatkan kepadanya sebuah mimpi yang menyamai mimpinya Nabi Yusuf as dalam takwilnya dan Allah membuktikan kebenaran mimpinya kepada seluruh alam raya. Allah Swt telah berfirman,

"Sungguh Allah akan membuktikan Rasul-Nya akan mimpinya yang benar. Kalian pasti akan masuk Masjid Al-haram dengan kehendak Allah dalam keadaan aman dan kepala kalian digundul atau (rambut kalian) dipotong. Janganlah kalian takut."

Kalau Nabi Yusuf ditahan dalam penjara, maka Rasulullah Saw dipenjara di Syi'ib selama tiga tahun. Beliau diisolir dari sanak famili dan kerabatnya. Allah Swt telah memperdaya mereka (orang - orang kafir Quraisyi) dengan mengutus makhluk-Nya yang paling lemah (rayap), lalu rayap itu memakan surat perjanjian yang mereka tulis.

Kalau Nabi Yusuf dilemparkan ke dalam lubang yang gelap, maka Nabi Muhammad Saw telah menyembunyikan dirinya di dalam gua kerena ulah musuhnya, sampai - sampai beliau berkata kepada sahabatnya, "Janganlah kamu sedih. Sesungguhnya Allah SWT bersama kita." Allah memujinya dalam kitab-Nya."


Wednesday, August 04, 2004

Perbandingan Antara Nabi Muhammad Saw denganPara Nabi as (1)

Dari Musa bin Ja'far, dari ayahnya Ja'far Shadiq, dari ayah - ayahnya, dari al-Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib, dikatakan bahwa seorang Yahudi dari Syam pernah membaca Taurat, Zabur, Inil dan kitab - kitab para nabi as, juga banyak mengetahui argumentasi mereka, datang ke sebuah majelis paa sahabat Rasulullah Saw di antara mereka ada Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas dan Abu Ma'bad al-Juhani.

"Wahai umat Muhammad, kalian tidak tinggalkan satu derajat atau satu keistimewaan yang ada pada seorang nabi melainkan kalian berikan pula pada nabi kalian," ujarnya. Lalu Yahudi itu bertanya,"Apakah kalian akan menjawab pertanyaan - pertanyaanku ini?"

"Benar," jawab Sayyidina Ali. "Tidaklah Allah SWT memberikan suatu derajat dan keistimewaan kepada seorang nabi atau rasul melainkan Allah berikan juga semuanya kepada Nabi Muhammad Saw, bahkan Dia melebihkannya atas para nabi dengan berlipat ganda."

"Apakah Anda bersedia menjawab pertanyaanku?" tanyanya.

Sayyidina Ali menjawab, "Ya. Akan aku ceritakan kepadamu sekarang juga tentang keistimewaan Rasulullah Saw sehingga kaum muslimin senang dan orang - orang ragu - ragu (skeptis) tidak akan meragukannya lagi. Dan Rasulullah Saw pada saat menyebutkan keistimewaan dirinya beliau selalu berkata, "tidak bermaksud bangga" (wa la fakhr)." Dan aku akan menyebutkan keistimewaan - keistimewaan beliau tanpa menjatuhkan atau mengurangi kedudukan para nabi as. Namun sekadar mensyukuri Allah Azza Wajalla atas anugerah yang Dia berikan kepada baginda Muhammad Saw seperti yang diberikan kepada para nabi bahkan Allah Swt melebihkan beliau."

"Aku akan bertanya padamu, siapkanlah jawabannya!" ujar si Yahudi itu.



"Sampaikanlah pertanyaanmu, tegas Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Yahudi berkata, "Lihatlah Adam as, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya. Apakah Allah SWT berbuat yang sama terhadap Muhammad?"

Sayyidina Ali menjawab, "Ya. Ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam as bukan berarti mereka menyembah Adam as, tetapi mereka mengakui keutamaan Adam asdan karena kasih sayang Allah kepadanya. Namun, Muhammad Saw telah diberi kehormatan yang lebih dari itu. Allah SWT bershalawat atasnya sebagai suatu ibadah bagi orang - orang mukmin. Itu adalah suatu keistimewaan Muhammad Saw, wahai orang Yahudi." jawab Sayidina Ali.

"Sesungguhnya Allah telah mengampuni Adam setelah melakukan kesalahan," kata Yahudi. "Benar. Allah memberi ampunan kepada Muhammad tanpa beliau melakukan kesalahan. Allah Azza Wa Jalla telah berfirman,"Allah hendak mengampunimu dosa yang telah lalu dan yang akan datang."(QS.Al-Fath: 2)

Sesungguhnya Muhammad Saw di hari kiamat kelak tidak akan membawa dosa dan tidak dituntut karena dosa."

Yahudi berkata, "Lihatlah Idris as, Allah telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi dan memberinya makanan surga setelah dia wafat."

"Ya, itu benar. Muhammad Saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman,
"Dan telah Kami angkat sebutanmu"(QS. Alam Nasyrah:4)
Itu sudah cukup untuk dijadikan suatu kemuliaan. Kalau Idris as diberi makanan surga setelah dia wafat, maka Muhammad Saw diberi makanan surga ketika masih hidup di dunia. Pernah ketika beliau lapar, datang malaikat Jibril menemuinya membawa hidangan dari surga. Hidangan itu ternyata bertahlil, bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di tangan beliau. Kemudian beliau memberikannya kepada ahlil baitnya, lalu hidangan itu juga bertahlil, bertahmid dan bertakbir. Malaikat Jibril berkata bahwa hidangan ini hadiah dari surga yang diberikan Allah SWT khusus kepada Muhammad Saw. Hidangan ini tidak layak diberikan kecuali kepada Nabi dan penggantinya.



"Lihatlah Nabi Nuh as. Dia bersabar karena Allah SWT, dan dia memaafkan kaumnya disaat mereka mendustakannya,"kata si Yahudi. "Ya, itu benar!" jawab Sayyidina Ali. "Demikian pula Nabi Muhammad Saw bersabar karena Allah telah memaafkan kaumnya pada saat pada saat mereka mendustakannya, mengusirnya dan melemparinya dengan kerikil. Abu Lahab pernah meletakkan di atas kepalanya kotoran kambing, lalu Allah memerintahkan malaikat Ja'abil (malaikat penjaga gunung) untuk menemui baginda Muhammad Saw. Malaikat Ja'abil mengatakan kepada Baginda Muhammad Saw "Aku diperintahkan oleh Allah untuk menaatimu. Apabila Anda ingin agar aku menghimpit mereka dengan gunung, maka akan aku binasakan mereka," kata Ja'abil.

"Aku diutus sebagai rahmat," ucap beliau. Nabi bahkan mendoakan mereka: "Ya Allah, berilah umatku ini hidayah karena mereka belum mengetahui."

Orang Yahudi itu kembali berkata,"Nabi Nuh as berdoa kepada Tuhannya, lalu turunlah hujan deras dari langit."

"Ya itu benar. Nabi Nuh as berdoa dalam keadaan marah sementara hujan deras diturunkan Allah SWT karena kasih sayang," jawab Sayyidina Ali. "Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, datang penduduk Madinah pada hari Jum'at kepada beliau. "Wahai Rasulullah, sudah lama hujan tidak turun. Pohon - pohon menguning (kering), dedaunan berjatuhan ,"keluh mereka. Lalu beliau mengangkat kedua tangannya sehingga tampak putih lipatan pangkal kedua tangannya. Langit yang semula bersih tidak berawan tiba - tiba berubah menjadi gelap dan turunlah hujan deras, begitu derasnya sehingga seorang pemuda yang gagah perkasa hampir mati ketika pulang ke rumahnya karena derasnya hujan yang mengakibatkan banjir. Kejadian itu berlangsung selama seminggu. Mereka kembali mendatangi beliau pada hari Jumat berikutnya, "Ya Rasulullah, rumah - rumah menjadi hancur, kendaraan dan transportasi terhenti!"keluh mereka lagi. Beliau tersenyum sejenak,"Beginilah cepatnya manusia bosan,"kata beliau. Lalu beliau berdoa, "Ya Allah, jadikanlah ini semua menguntungkan kita dan tidak membahayakan kita." Maka hujan pun reda di sekitar kota Madinah sedangkan di kota Madinah sendiri hujan berhenti total. Itulah mukjizat Nabi Muhammad Saw."



Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Hud as, karena Allah SWT telah menolongnya dengan mengirimkan angin, apakah Allah berbuat yang serupa terhadap Nabi Muhammad?" tanyanya.

"Ya itu benar!" jawab Sayyidina Ali. "Nabi Muhammad Saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Allah juga telah menolongnya dari musuh - musuhnya dengan angin dalam perang Khandaq. Allah mengirimkan angin kencang sehingga kerikil - kerikil beterbangan, lebih dari itu Allah memperkuat pasukan beliau dengan delapan ribu pasukan malaikat. Allah SWT berfirman,
"Wahai orang - orang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kalian, ketika datang kepada kalian tentara - tentara, lalu Kami kirim kepada mereka angin dan pasukan yang tidak kalian lihat."
(QS. Al-Ahzab: 9)."



Orang Yahudi berkata, "Lihatlah Nabi Shaleh as," ujar Yahudi. "Allah telah menciptakan untuknya seekor unta dari batu sebagai mukjizat."

Sayyidina Ali menjawab, "Ya, itu benar." kemudian beliau melanjutkan, "Nabi Muhammad Saw telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Kalau unta nabi Shaleh tidak berbicara dan tidak bersaksi atas kenabiannya, maka ketika kita bersama beliau dalam sebuah peperangan, tiba - tiba datang seekor unta mendekatinya bersuara dan berbicara, "Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan telah menggunakanku sampai aku besar dan ini dia hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu darinya." Kemudian beliau memanggil pemilik unta itu dan meminta unta darinya. Orang itu memberikannya kepada beliau.

Juga ketika kami bersama beliau, tiba - tiba datang seorang Arab dari pedalaman menuntun untanya. Orang pedalaman itu hendak dipotong tangannya karena ulah para saksi yang telah memberikan saksi palsu. Kemudian unta itu berbicara dengan beliau, "Ya Rasulullah, sesuangguhnya orang ini tidak berdosa. Para saksi yang ada ini memberikan kesaksian secara paksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang Yahudi."

(bersambung)

Orang Kufah dan Pejalan Kaki

Malik Asytar adalah seorang yang bertubuh gemuk dan berperawakan tinggi. Berkali – kali dia diberi kepercayaan untuk memimpin pasukan perang. Peperangan demi peperangan telah membuktikan kepahlawanannya.
Pada suatu hari ia berjalan melewati pasar Kufah dengan berpakaian baju gamis dan surban. Seorang penduduk Kufah memperhatikan langkahnya. Melihat sosok tubuh dengan pakaian yang begitu asing baginya, tiba – tiba terlintas pada diri orang itu suatu rencana busuk yang langsung dia laksanakan. Ia melempar sesuatu kepada Malik dengan tujuan untuk memperolok – olokkan. Namun Malik terus berjalan tanpa menggubris perlakuannya, sampai akhirnya lenyap dari pandangan matanya.
Rupanya ada seseorang yang memperhatikan kelakuan orang Kufah tadi, maka ia pun bertanya kepadanya : “Apakah Kau tidak kenal orang yang Kau lempar tadi?”
“Tidak, dia adalah seorang pejalan kaki yang lewat, seperti halnya orang – orang lain.”
“Ketahuilah, dia adalah Malik Asytar an-Nakha'i, sahabat Amirul Mukminin dan panglima perangnya.”
“Diakah Malik yang apabila singa melihatnya jadi gemetar ketakutan, dan apabila musuhnya mendengar namanya disebut orang, maka berdiri bulu kuduknya?”
“Tepat apa yang kau katakan.”
Menyadari kelakuannya yang kurang senonoh segera orang Kufah itu lari mengejar Malik untuk meminta maaf. Akan tetapi, ia mendapati Malik telah masuk ke sebuah masjid, dan ketika ia sampai di masjid itu, Malik telah mulai melakukan shalat. Ia pun menunggunya sampai selesai. Begitu Malik salam, langsung ia merangkul kedua kakinya seraya menciumnya. Malik pun bertanya,”Apa – apaan ini?”
“Maaf beribu maaf wahai Tuan, atas kekurang ajaranku. Akulah yang tadi mempermainkan Tuan.”
Dengan tenang Malik menjawab, “Oh tidak apa – apa. Demi Allah , saya masuk ke dalam masjid ini justru untuk memintakan ampun bagimu.”

Sumber Rujukan : Cerita Bijak Orang Saleh, Srigunting
Sumber Utama : Safinah al-Bihar Madah Syatar, hlm 686

Monday, August 02, 2004

Haloscan commenting and trackback have been added to this blog.


 
Listed on Blogwise Site Meter